loading

Melampaui Batasan : Perjalanan hidup

Aku suka belajar. Bisa dibilang belajar itu hobiku

Kuliah di negeri orang pernah terlintas di khayalanku saat masih duduk di S1. Tapi saat itu kurasa hanyalah sebatas mimpi, mustahil terwujud mengingat kondisi ekonomi keluarga. Aku berasal dari keluarga tak mampu. Ayah (alm) hanyalah penarik ojek, dan Ibu kerja jadi pembantu – kemudian menjadi guru honorer, hingga akhirnya lulus tes menjadi ASN guru di sekolah pavorit di Kota Banjarmasin. Bagiku, dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi pun sudah sangat bersyukur sekali. ini merupakan anugerah yang sangat luar biasa dari Allah SWT. Seingatku, di antara kawan-kawan masa kecilku di kampung, hanya aku yang beruntung merasakan bangku kuliah.

       Perjuangan ayah dan Ibu begitu gigih demi pendidikanku, juga adikku. Ayah seorang tukan ojek. Beliau sering hingga larut malam di jalanan mencari penumpang. Sedangkan Ibu, untuk menambah penghasilan keluarga, Beliau  berjualan beras dan kerupuk di depan rumah. Ibu juga membuat kue dan menitipkan ke warung-warung tetangga. Keadaan tersebut memotivasiku agar segera menyelesaikan studi. Keinginanku saat masih kuliah di jenjang S1 hanya ada dua. Pertama, menjadi kebanggaan keluarga. Kedua, segera jadi orang kaya agar bisa bantu anak-anak cerdas tapi tak mampu agar mereka berkesempatan melanjutkan pendidikan untuk mengubah Nasib keluarganya. 

       Aku suka belajar. Bisa dibilang belajar itu merupakan hobiku. Kegemaran belajar ini didukung Pak Afghon (alm) dan Pak Lim, pimpinan perusahaan tempatku bekerja pertama kali. Selepas menyelesaikan S1 Akuntansi di salah satu PTN di Kota Banjarmasin, aku direkomendasikan dosenku, salah satu pengurus MUI Kota Banjarmasin, bekerja di perusahaan milik mereka. Pak Afghon dan Pak Lim sangat baik. Pemimpin yang sangat mengapresiasi bawahan yang ingin maju. Sikapnya tegas, ramah, dan dekat dengan karyawan. Pak Afghon sosok yang lembut, tutur katanya sangat santun. Beliau sangat mendukungku studi lanjut di jurusan berbeda, S1 Komunikasi dan S1 Pendidikan. Hingga akhirnya aku lulus  dan memiliki 3 ijasah S1. Mereka berdua juga mendukungku ambil Brevet Pajak A dan B. Kalau ada waktu luang, Pak Afghon tidak menolak di ajak jalan-jalan ke toko buku, atau menghadiri kegiatan pengajian atau seminar terbuka. Pak Lim sosok yang kebapakan. Tegas dalam sikap, namun hatinya baik dan penuh pengertian. Beliau selalu membantu karyawan yang kesusahan. Masih terang diingatan, dibelikan Pak Lim sepeda motor Tiger untuk kupakai beraktivitas. Selama bekerja di Perusahaan mereka (2001 – 2008), banyak ilmu pengetahuan kuperoleh. Baik tentang kehidupan, maupun profesionalitas kerja. Bonusnya lagi, kalau siang, pasti ditraktir kedua pimpinan makan enak, alhamdulillah.

       Masa perkuliahan S1 pertama dulu, kujalani penuh tantangan. Selepas sholat subuh, pinjam motor Abah, menjual jasa jadi penarik ojek di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin. Punya langganan para karyawan perusahaan Flywood dan pelajar SMA. Kadang, ke Pelabuhan menyambut penumpang kapal yang tiba di malam hari.  Lumayan untuk menambah uang saku kuliah. Jumat, sabtu dan senin jadi kuli tenda. Jumat dan sabtu memasang tenda mantenan, dan senin melepas tenda manten. Pernah juga nyambi jaga keamanan lingkungan komplek meski sebentar, dan pengarah taksi di terminal bantu. Liburan semester, kerja jadi buruh bangunan. 

       Alhamdulillah, Allah SWT memberiku jalan yang tidak kuduga sama sekali. Pak Afghon dan Pak Lim mengijinkanku kuliah sambil bekerja. Aku diberi kesempatan melanjutkan kuliah di jenjang Magister di 2 jurusan berbeda, di 2 perguruan tinggi berbeda. Kedua perkuliahan jenjang master tersebut aku selesaikan dibantu kawan-kawan angkatan kuliah, juga dukungan Pak Afghon dan Pak Lim. Kini, tercapai juga keinginan studi lanjut S3. Aku dipertemukan Allah SWT dengan seorang dermawan. Kami berjumpa saat peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW. Aku beruntung sekali, Beliau membiayai studi lanjut S3. Bahkan dibantu studi lanjut Ph.D di luar negeri. Alhamdulillah.

       Alhamdulillah, keberuntungan terus berlanjut, dan semoga selamanya, aamiin. Aku selalu berjumpa orang-orang baik dan berhati mulia. Di kos pertama, aku berkenalan dengan Bang Alfian, Indra, Rizal, dan Wajedi, para mahasiswa program master asal Lombok. Juga dengan Bang Syahwil, dan Pak Ar Razy, mahasiswa magister dan Ph.D asal Aceh. Aku juga berkenalan dengan Dr Satria, Dosen peneliti asal Riau yang berada di UPSI – Program PostDoc. Aku sempat belajar dari Dr Satria tentang bagaimana menulis artikel berindeks yang berkualitas. Kebaikan Beliau sampai membuatku sungkan. Selain diajari pengetahuan tentang menulis artikel ilmiah, Beliau sering mentraktirku makan. 

Di Tanjung Malim, aku tinggal di Taman Bahtera. Apartemen/ flate untuk tempat tinggal para mahasiwa. Karena tidak memiliki peralatan memasak, aku punya warung langganan di sini, Warung Cik Anis, asal Riau. Beliau baik banget. Harga miring, dan kadang diberi gratis, alhamdulillah. Kalau ke kampus, jalan sedikit ke depan kos, bersama yang lain menunggu bis jemputan kampus. Jurusan PT jika ingin ke kampus lama, KSAS jika ingin ke kampus baru, dan Intercampus jika ingin berpindah dari satu kampus/ fakultas ke Fakultas yang lain. Area kampus sangat luas. Lumayan berkeringat jika jalan kaki. Kalau mau balik lagi ke tempat kos, naik bis jemputan kampus full AC jurusan TB.

Di kedatangan pertama, aku tinggal bersama Bang Syahwil, dan anak-anak Malaysia. Semuanya baik. bahkan hingga kini, kami masih berkomunikasi dengan baik. Siong Kiet asal Sabah, dan Bang Alif, asal negeri Selangor. Bang Alif mahasiswa jurusan senin dan persembahan. Dia bermain alat musik Cello di kampusnya.Jika ada penampilan di kampus, Bang Alif mengajakku menyaksikan penampilannya. Setelah dua minggu bersama mereka, aku pindah kos. Aku tinggal bersama mahasiswa-mahasiswa asal Lombok. Seru di sini, karena mereka aktivis PPI UPSI. Jadi kos selalu ramai kedatangan para pengurus organisasi.

Jika di kedatangan pertama, aku lebih banyak bersama dengan mahasiwa asal Indonesia. Di kedatangan kedua, aku tinggal bersama-sama mahasiswa jenjang degree asal Malaysia. Ada Bang Syameer, Irwan, Huzaifah, Soan, dan reginald nelson. Mereka semua sangat baik. Bang Wajedi memang pandai mencarikan kamar kos terbaik untukku, sehingga dapat berkenalan dengan insan-insan yang berhati mulia. Bang Syameer dan Bang Huzaifah mengajariku cara menggunakan mesin cuci. Bang Irwan, ijinkan perlengkapan memasak. Bang Irwan, kalau pulang ke rumah, rupanya suka membawa oleh-oleh dari kampungnya di Klantan. Pernah dia membawa Jaruk, untuk dimakan rame-rame di Kos. “Ambil aja di kulkas Bang, kalau masih ingin makan lagi,” ujarnya. Kalau Bang Syameer suka berbagi informasi dan diskusi. Dia pernah mengantarkanku ke kampus 1 karena aku buru-buru mau ke IMC. Bang Syameer mahasiswa jurusan Rekabentuk. Dia sangat sayang kepada Neneknya. Dengan Bang Soan juga seru. Mahasiwa jurusan Psikologi yang dilibatkan dosennya meneliti. Jika kami berkumpul, kami akan berdiskusi tentang penelitian.

Satu lagi kawan asal Ipoh Malaysia yang luar biasa baiknya. Di tahun 2022, kami sempat bertemu tapi hanya sebentar. Orang Malaysia bilang “ jumpa sekejab”, karena Beliau buru-buru masuk perkuliahan. Ibu Nora sangat baik dan ramah. Setelah selesai “Pembentangan Cadangan Penelitian”, Beliau berkenan menjemputku di Perpustakaan Tuanku Bainun untuk menyaksikan seminar proposal rekan-rekannya yang lain. 

Alhamdulillah, aku berkesempatan menyaksikan proses akademik yang lumayan menegangkan. Bagaimana tidak menegangkan, kalau sampai tidak lulus seminar proposal, akan berdampak pada penundaan masa perkuliahan. Aku beruntung bisa menyaksikan perjuangan Ibu Nora dan kawan-kawannya mempresentasikan dan mempertahankan rencana penelitian mereka. Keberuntungan ini karena kebaikan Ibu Nora yang berkenan meminta ijin kepada para dosen. Dan tentu aja, aku sangat berterima kasih kepada Supervisor yang berkenan memberikan ijin berada di ruangan seminar. Selepas seminar, Ibu Nora juga berkenan mengantarkanku pulang, mentraktir makan, dan juga memberikan cinderamata untuk istri dan anak-anak.

………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Semoga studi ini menjadi barokah, tidak hanya untukku, tapi dermawan yang membiayai, kawan-kawan yang menolong, juga masyarakat dan negara. Aku berharap pengetahuan yang kupelajari, dapat diaplikasikan untuk kemajuan dunia pendidikan nasional, khususnya di Banua, aamiin ya Rabbalalamin. 

 

OcchiolismOcchiolism
WRITTEN BY

Occhiolism

Commit to sharing experience, knowledge, and insight for a better life.Read more

Responses ()